Welcome to the SenSEI '10 mini site !

Selamat datang di mini site SenSEI (SEcoNd Smart EI), angkatan kedua Smart Ekselensia Indonesia. Mini site ini berisi segala aktivitas SenSEI yang telah menjadi alumni di SMART EI. All about SenSEI !

Kamis, 08 Juli 2010

Trashic SenSEI namanya 'RECYCLE BIN'

Recycle bin merupakan founding father berkibarnya Trashic di SMART EI. Tim ini dibentuk pada bulan Juni 2007, dengan nama awal The Oupheels. Dengan beranggotakan tujuh orang yang terdiri dari Fadyan Hilman sebagai melodi, Floren, Agung, Rifki, Malik, Imam Hadi, dan Igil, The Oupheels pun mencoba untuk menjejali aliran musik alternatif peduli lingkungan ini.
Semua bermula dari festival musik barang bekas yang diadakan di School of Universe pada pertengahan 2007. Dengan minimnya pengalaman dan minimnya pengetahuan tentang aliran musik ini, hasilnya pun jelas sudah bisa terprediksi. Perjalanan The oupheels hanya terhenti di tangga penyisihan.

Mencoba bangkit dari kegagalan, The Oupheels pun muncul dengan konsep berbeda di tahun berikutnya, tentunya dengan belajar dari pengalaman sebelumnya. Seolah ingin memenuhi ekspektasi civitas akademika SMART, tepatnya di bulan saat proklamasi dicetuskan, The Oupheels pun muncul sebagai pemegang gelar ke III. Prestasi ini pun selanjutnya menjadi start awal perjalanan The Oupheels selanjutnya. Hal ini terlihat dengan banyaknya tawaran perform di berbagai tempat pada tim yang digawangi oleh tujuh punggawa SENSEI ini, seperti di berbagai mall, Berbagai acara TV, JCC, Acara kementerian, hingga di depan RI 1 pada Hari Lingkungan Hidup nasional 2009.
Tepatnya di akhir tahun 2008, setelah melalui berbagai pertimbangan, grup musik yang mengusung musik peduli lingkungan ini pun memutuskan untuk mengganti nama menjadi Recycle Bin, dan kembali muncul dengan warna berbeda.


Di pertengahan tahun 2009, Recycle Bin, atau yang kerap disebut RcB, harus kehilangan salah satu personilnya, Igil Putra, yang harus kembali ke daerah asalnya di Sumatra Barat. Hal ini seakan-akan menjadi tamparan keras bagi para punggawa RcB lainnya. Setelah berunding beberapa kali, RcB pun sepakat untuk tidak mencari pengganti Igil dan tetap memainkan musik anti Global Warming ini dengan hanya enam personil.
Seperti hendak mematahkan prediksi banyak orang yang menganggap bahwa kualitas musik RcB akan menurun drastis semenjak ditinggal salah satu punggawanya, Igil, RcB kembali membuktikan kredibilitasnya dengan menjadi juara ke II Festival Musik Barang Bekas Se-Jabodetabek.

1 komentar: