Akhir Juli 2005 adalah awal dari skenario panjang ini. Tiada batak, minang, melayu, sunda, jawa, dan bugis. Semua berbaur menjadi satu resam, bernama SMART Ekselensia Indonesia. Setiap anak datang ke bangunan menjulang nan berselembayung ini membawa marwah daerah di pundak dan tuah orang tua di dada. Satu harapan kita adalah mengubah nasib yang ada.
Di sini kita dididik untuk berani 'menjadi lain', berani mengatakan 'tidak', serta berani menjadi orang yang bertamadun dan beradab. Setiap hari kita disuguhi aneka ragam cairan nasihat dan motivasi. Terkadang terasa panas, bahkan sangat panas. Hendaknya dia mengalir di sela-sela belikat kita hingga menguak kelodak. Pada akhirnya kita menangguk kejernihan akal budi dan tapak nurani. Untuk semua itulah kita patut merasa berhutang. Sebuah hutang bersimpai yang belum tunai.
Hari berganti hari kita tetap bergerak dalam rentak dan rentap tiada henti. Bersiap menyongsong cita-cita dan masa depan cerah. Teman, sekarang kita boleh mendongakkan dagu dan wajah menatap dunia, menjeling alam, dan meniti tangga buana. Semoga kita dipertemukan kembali di lain kesempatan.
Untuk SenSEI dan keluarga besar SMART Ekselensia Indonesia.
Mustarakh GelfiPekanbaru Riau
Mahasiswa Fakultas Teknik Sipil
dan Lingkungan ITB
Like it ! *g.r. hhe
BalasHapus